Adakala mungkin kita terleka apabila sudah menerima nikmat yang kita inginkan.
Sehinggakan terkadang kita terlupa yang dahulunya kita merintih-rintih siang malam berdoa pada Allah swt untuk diperkenankan.
Tetapi apabila diberi nikmat yang kita mahukan, segala amalan sunat, membaca al-Quran, solat berjemaah, zikir harian pagi petang semuanya semakin pudar sikit demi sikit atas sebab kita sudah tidak 'berhajat' kepada bantuan Allah swt.
Allah swt berfirman:
وَإِذَا مَسَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦۤ أَوۡ قَاعِدًا أَوۡ قَاۤىِٕمࣰا فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمۡ یَدۡعُنَاۤ إِلَىٰ ضُرࣲّ مَّسَّهُۥۚ كَذَ ٰلِكَ زُیِّنَ لِلۡمُسۡرِفِینَ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
Maksudnya: Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
[Surah Yunus: 12]
Adakah ibadat yang kita buat sebelumnya ketika kita ditimpa musibah, kesakitan, kesusahan itu hanya semata-mata untuk diperkenankan hajat kita yang banyaknya bersifat keduniaan?
Malunya kita pada Allah... dulunya diri yang hina ini memohon merintih minta pertolongan pada Allah, tetapi apabila sudah dapat, dilupakan begitu sahaja.
Allahh... ampunilah kami, kami benar-benar sudah melampaui batas pada-Mu, ampunilah kami.
Wallahua'lam.